Kamis, 12 Februari 2009

Lingkaran Setan Korupsi!

Kalian tahu korupsi khan? Kali ini saya akan menceritakan sesuatu hal yang menarik tentang korupsi. Jadi simaklah cerita singkat saya berikut ini.

Pada suatu ketika terdapatlah suatu keluarga yang harmonis dimana si bapak bekerja di kantor pemda sebagai kepala dinas pendidikan, sang ibu sebagai ibu rumah tangga yang baik, dan punya seorang anak laki-laki yang gagah, ganteng dan sedang menempuh pendidikan SMA.

Nah cerita berawal dari sang anak lelaki yang ternyata di sekolah sangatlah nakal, tidak menghormati gurunya, jarang masuk kelas dan suka mbolos dan minum minuman keras. Maklum bapaknya kan kepala dinas yang kaya. Jadi anaknya ya bergaya hidup "the have" alias berpunya gitu..... Usut punya usut ternyata kelakuan ini menurun dari ibunya yang dulu juga sama-sama berasal dari anak orang kaya/ priyayi/ bangsawan. Dan ibunya dulu juga sama nakalnya dan sama bodonya kalo masalah belajar.

Si anak ini akhirnya menemui karma atas segala perbuatannya saat nilai Ujian Akhir Nasional nya keluar. Dia hanya dapat nilai 10 dari nilai total 30. Dia mulai bingung karena nilai segitu ga bisa masuk universitas manapun, pasti ditolak. Mau cari kerja apa? ga punya keterampilan apa-apa. Nah di saat itulah si anak yang lebih dekat dengan ibunya, merengek pada ibunya agar dia sebisa mungkin dikuliahkan di universitas favoritnya, Universitas Ajurmumur Malang. Si bapak yang kebetulan juga tahu nilainya si anak sempat marah besar kepada si anak. Namun si ibu berusaha meredakan amarah sang suami dan akhirnya berembuklah mereka bagaimana supaya si Tukul, anak laki-laki mereka bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Si ibu yang sangat menyayangi anaknya begitu getolnya menyarankan agar si Tukul masuk Ajurmumur. Tapi si bapak menyarankan dengan IP segitu dia harus rela masuk universitas swasta yang "ecek2". Namun si ibu berkeras bahwa ini semua demi masa depan si anak senata wayangnya. Tapi gimana? kata ayahnya. Dan si ibu yang notabene pada masa kecilnya dulu biasa dengan hal-hal yang berbau upeti pun menyarankan sang suami agar dia yang punya jabatan kepala dinas agar mendekati "pihak jalur belakang" Ajurmumur. Status si bapak sebagai kepala dinas tentu akan memudahkan si anak untuk masuk Ajurmumur. Si bapak yang dirayu habis-habisan oleh istrinya akhirnya luluh juga melihat bagaimana masa depan anaknya nanti. Akhirnya dilaksanakanlah rencana itu dan berhasil pula dengan mudahnya. Akhirnya si tukul masuk kuliah pula.

Setelah beberapa tahun kuliah terlihat kembali si tukul semakin menjadi-jadi, suka pesta minuman keras, suka dugem, suka maen cewek, dan tidak pernah kuliah sama sekali. Yang di pikirannya hanya "have fun have fun mulu". Karma kedua muncul saat dia tahu bahwa dia ternyata hampir di DO. Untung ibunya yang berstatus istri pejabat datang ke kampus demi menegosiasikan nilai anaknya. Selamatlah si tukul. Berselang 6 tahun si tukul pun akhirnya lulus walaupun IPnya pas-pasan, 2,0. Kali ini si tukul sendiri yang merengek-rengek minta pekerjaan kepada ayahnya yang kepala dinas pendidikan itu. Sang ayah tidak dapat menyanggupi sebagai karayawan kantornya. Namun setelah berembuk lagi dengan istrinya (dalam tanda kutip dirayu), maka si anak diputuskan saja diberi pekerjaan guru di suatu SMA. Sekali lagi karena status ayahnya yang seperti itu maka mudah saja si tukul jadi guru.

Kemudian saat jadi guru itulah, si tukul mulai kelihatan kemampuan mengajarnya sebagai guru yang pas-pas an. Dia sebagai guru bukannya mengajar secara benar dan jujur, malah sebaliknya. Dia sering membantu memberi jawaban murid-muridnya saat Ujian Akhir Nasional. Bahkan dia sesekali memasukkan wawasan unsur-unsur korupsi dan kolusi, yang kemudian dia ajarkan ke murid-muridnya. Dia ajarkan bagaiamana masuk universitas melalui jalur-jalur belakang, bagaimana cara mencontek yang baik saat ujian, bagaimana strategi pemberian jawaban olehnya pada saat ujian, dsb. Akhirnya dalam pikiran si murid pun terbentuk bahwa dengan sekedar korupsi, kolusi dan manipulasi saja saja maka semua urusan jadi beres.

Nah inilah yang saya katakan lingkaran setan korupsi di awal! Sebetulnya salah satu saluran penyebaran wabah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) adalah pendidikan! baik itu pendidikan gurunya maupun pendidikan orang tuanya. Pendidikan formal jaman sekarang sebetulnya telah merancang seseorang untuk korupsi jika dia nanti menjabat. Lihatlah banyak sekali anak yang suka mencontek dan "mengerpek" catatan saat ujian. Mereka menganggap itu hal yang wajar, bahkan ada yang beralih itu suatu kewajiban demi membahagiakan orangtua dengan nilai yang baik. Tes tes penerimaan instansi pemerintahan juga begitu. Instansi-Instansi tersebut kadang-kadang juga menetapkan upeti yang tinggi agar seseorang dapat masuk instansinya. Tidak hanya bermodalkan otak dan keterampilan yang dibutuhkan. Hal tersebut yang dapat merangsang seseorang untuk mengambil uang sebanyak-banyaknya sebagai ganti pengeluaran dia masuk tes pendaftarannya dulu. Tes masuk universitas pun kini bervariasi, mulai dari yang betul-betul asli murni kepintaran sampai-sampai "jalur siluman" yang menerima mahasiswa dari jalur belakang istilahnya. Dan jalur belakang ini pun bervariasi pula, mulai dari yang tertutup sampai yang dilegalkan secara terang-terangan. Inilah potret "pembenihan" KKN di negara kita yang menjalari segala aspek kehidupan. Maka kita jangan menyalahkan bahwa banyak sekali pejabat-pejabat kita yang korupsi. Salahkanlah sistem pendidikan bangsa kita yang amburadul ini! Salahkanlah sistem birokrasi kita yang membentuk jiwa-jiwa KKN! Salahkanlah diri kita yang juga tak bergerak sampai hari ini, minimal untuk berperilaku bersih setiap saat! Ingat selalu "suatu pekerjaan besar selalu dimulai dari hal-hal yang kecil"

So? Apa yang engkau tunggu? Lets Do It! Hidup bersih tanpa Korupsi!

Tidak ada komentar: