Selasa, 10 Februari 2009

Tahukah Kalian Lagu Anak-Anak?

Bagi yang lahir sebelum tahun 1998 pastilah pernah merasakan masa kecilnya dengan menikmati indahnya lagu anak-anak. Kalian tahu bahwa sesungguhnya lagu anak-anak itu memiliki ciri-ciri: berirama riang gembira, lirik yang sederhana dan mudah untuk dihapalkan, dan mengandung makna filosofis yang tinggi dan nasehat, baik secara tersurat maupun tersirat, serta bertemakan persahabatan, cinta alam, dan kasih sayang kepada sesama dan orang tua.

Lalu apa yang terjadi dengan anak-anak kecil pada masa kini? Lihatlah mereka dengan riangnya menyanyikan lagu peterpan, D Massive, Ungu, ST12, Kapten dan band-band papan atas lainnya. Bahkan Kita tahu bahwa lagu-lagu yang dinyanyikan oleh band-band itu adalah lagu-lagu yang notabene adalah "hak" kaum remaja. Lagu-lagu tersebut seringkali bertema percintaan, kekerasan dan yang lainnya sehingga menurut hermat saya lagu-lagu tersebut sangat tidak cocok dikonsumsi oleh anak-anak. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak kecil, terutama dalam hal pendewasaan dini yang terlalu cepat. Lagu orang dewasa yang bertemakan kekerasan juga sanggup mengubah sikap anak-anak kecil menjadi suka akan kekerasan.

Lantas kemanakah hilangnya lagu anak-anak yang sempat berjaya dahulu? Kemanakah rimbanya lagu anak-anak seperti DELMAN, dan BECAK yang dahulu sempat melegenda? Kemanakah popularitas lagu anak-anak kontemporer seperti DIOBOK-OBOKnya JOSHUA?

Sebaiknya kita jangan memvonis bahwa lagu anak-anak telah punah dari peredarannya. Belakangan ini para musisi muda kita mulai menghidupkan lagi semangat lagu anak-anak. Kita mengenal lagu KEPOMPONG yang dinyanyikan oleh SINDENTOSCHA. Begitu pula lagu LASKAR PELANGI oleh NIDJI. Kedua lagu tersebut mempunyai irama dan tema layaknya lagu anak-anak. Walaupun dalam sisi lirik masih belum sesederhana lagu DELMAN ataupun BECAK namun sudah cukuplah lagu-lagu tersebut sebagai lagu anak kontemporer.

Bahkan kita mengetahui banyak pula para remaja yang suka menyanyikan kedua lagu ini. Diantara malahan hapal sekali dengan liriknya. Pertanda apakah ini? Ternyata bukan hanya anak-anak kecil kita yang "haus" akan lagu anak-anak, akan tetapi para remaja kita juga "rindu" akan hadirnya lagu anak-anak yang mereka dengar di masa kecilnya. Mereka sudah mulai jenuh dengan lagu-lagu percintaan zaman kini yang membeludak di pasaran musik kita.

Kemudian apakah yang harus kita lakukan? Ingatlah pameo "Sesuatu pekerjaan yang besar dimulai dari hal-hal yang kecil".

Kita bisa memulai usaha kita dengan cara melarang adik-adik kecil kita untuk mendengarkan lagu-lagu orang dewasa macam itu tadi. Perdengarkanlah kepada mereka lagu-lagu yang semestinya.

Dan nasehatku untuk industri permusikan di Indonesia?
Sekiranya anda harus mulai mengembalikan pada jalur yang tepat lagu-lagu yang seharusnya diperuntukkan kepada anak-anak. Populerkanlah lagu anak-anak yang berirama riang dan bertemakan kasih sayang.

Tidak ada komentar: